Sifat takabur, sombong dan bermewahan adalah mazmumah yang perlu sekali dikikis segera. Kalau tidak ia akan menutup semua jalan kebaikan yang mungkin bagi manusia. Hampir semua dari kita memiliki sifat sombong atau ego itu. Dan untuk membuangnya susah sekali. Imam Ghazali pernah berkata bahwa sifat ego itu hampir mustahil dapat dibuang seluruhnya dari jiwa manusia.
Bagaimanapun kita perlu berusaha untuk menguranginya. Kita mesti coba merendah diri dan memaksa hati untuk merasa dan mengakui kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia biasa. Misalnya dalam perselisihan pendapat atau pertengkaran kita dengan orang lain coba rasakan kesalahan itu di pihak kita. Atau paling tidak akuilah bahwa kita juga turut bersalah. Bukankah ada pepatah kita menyatakan, “Bertepuk sebelah tangan masak akan berbunyi.”
Kalau kita mampu dan berani mengakui kesalahan, kita akan mampu juga meminta maaf. Dan hanya dengan minta maaf saja, dosa kita sesama manusia akan terhapus. Oleh itu sangatlah perlu kita melatih diri untuk melawan sifat sombong takabur itu. Latihan yang lebih berkesan dari yang disebut di atas adalah kita biasakan diri tinggal bersama dengan orang-orang yang dipandang rendah oleh masyarakat. Kita berdampingan dan bergaul dengan orang-orang susah, peminta sedekah, orang cacat dan siapa saja yang setaraf. Duduk, bercakap-cakap, makan, minum dan tidur bersama mereka, hingga kita merasa sama seperti mereka. Waktu itu jiwa ego kita akan memberontak dan tersiksa sekali. Timbul rasa malu, kesal, terhina dan tersiksa sekali. Maklumlah kita merasakan orang lain semuanya mengejek dan merendah-rendahkan kita. Biarkan. Bisikkan di hati, “Memang aku ini asalnya miskin dan hina. Berasal dari tanah dan akan menjadi tanah. Datang ke dunia dulu tanpa seutas benang dan sepeser uang.”
Kalau amalan itu dibiasakan, insya Allah sifat ego itu sedikit demi sedikit akan dapat kita buang dari hati kita. ‘Alah bisa karena biasa’ dan yakinlah ‘ular menyusur akar tidak akan hilang bisanya’. Dan ingatlah selalu firman Allah SWT:
Terjemahan: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak suka seseorang yang sombong lagi membanggakan diri.
(Luqman: 18)
Allah berfirman lagi:
Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah satu golongan menghina golongan yang lain (karena) boleh jadi mereka yang dihina lebih baik dari mereka yang menghina. Dan jangan pula wanita (menghina) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita yang (dihina) lebih baik dari wanita (yang menghina).
(Al Hujurat: 11)
Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong karena kekuatan kamu tentu tidak dapat membelah bumi dan ketinggian kamu tentu tidak dapat menandingi bukit.
Tags: bermewahan, cara mendapatkan iman, Imam Ghazali, iman, ISLAM, mewah, sifat ego, sombong, Takabur, Tasawuf
Menghidupkan Semangat Rendah Hati - Tawaddu’ - dan Menghilangkan Sifat Sombong - Takabbur
“Aku akan memalingkan orang-orang yg menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yg benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.” . Takabbur atau sombong adl lawan kata dari tawaddu’ atau rendah hati dan merupakan salah satu jenis penyakit hati yg telah memakan banyak korban seperti Raja Fir’aun dan bala tentaranya Namrud Abu Jahal dan Abu lahab kaum Yahudi dan masih banyak lagi. Menurut tata bahasa “takabbur” semakna dgn ta’azhzum yakni menampak-nampakkan keagungan dan kebesarannya merasa agung dan besar. Penyusun kamus Lisanul Arab mengatakan “takabbur dan istikbar ialah ta’azhzum merasa besar dan menampak-nampakkan kebesarannya .” Perbedaan antara takabur ujub dan ghurur adl bahwa ujub itu mengagumi atau membanggakan diri dari segala seuatu yg timbul darinya baik berupa perkataan maupun perbuatan tapi tidak merendahkan dan meremehkan orang lain. Ghurur adl sikap ujub yg ditambah sikap meremehkan dan menganggap kecil apa yg timbul dari orang lain tapi tidak merendahkan orang lain. “Tidaklah masuk surga orang yg didalam hatinya ada penyakit kibr meskipun hanya seberat dzarroh.” Kemudian ada seorang laki-laki berkata “Sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan sandalnya/sepatunya bagus.” Beliau menjawab “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kibr itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” . Sebab-Sebab Takabur
Rusaknya penilaian dan tolak ukur kemuliaan manusia. Di antara faktor yg menyebabkan timbulnya takabur ialah terjadinya nilai dan cara pandang manusia yg rusak. Mereka memandang mulia dan hormat kepada orang-orang yg kaya harta meskipun dia itu ahli maksiat dan menjauhi manhaj dan aturan Allah. Orang yg hidup dalam kondisi seperti ini sudah barang tentu akan begitu mudah sombong merendahkan dan meremehkan orang lain kecuali orang yg dirahmati Allah. “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yg Kami berikan kepada mereka itu Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaika kepada mereka ? Tidak sebenarnya mereka tidak sadar.” . “Dan mereka berkata “Kami lbh banyak mempunyai harta dan anak-anak dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. Katakanlah ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yg dikehandi-Nya dan menyempitkan akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula anak-anak kamu yg mendekatkatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh mereka itulah yg memperoleh balasan yg berlipat ganda disebabkan apa yg telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa ditempat-tempat yg tinggi ‘.” .
Membandingkan ni’mat yg diperolehnya dgn yg diperoleh orang lain dgn melupakan Pemberi ni’mat. “Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dgn pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.” . “Dan dia mempunyai kekayaan besar maka ia berkata kepada kawannya ketika ia bercakap-cakap dgn dia ‘Hartaku lbh banyak daripada hartamu dan pengikut-pengikutku lbh kuat’.” .
Sikap tawadhu’ orang lain yg berlebihan.Kadang-kadang ada sebagian orang yg bersikap tawadhu’ secara berlebihan hingga tidak mau berhias dan mengenakan pakaian yg bagus tidak peduli terhadap orang lain bahkan tidak mau tampil ke depan utk memikul amanat dan tanggung jawab. Sikap yg demikian ini kadang-kadang menimbulkan kesan negatif pada sebagian orang yg melihatnya yg tidak mengetahui hakekat masalah sebenarnya. Lalu setan membisikkan ke dalam hatinya bahwa orang tersebut tidak menghias diri tidak mengenakan pakaian bagus dan tidak pernah tampil ke dalam mengurusi urusan umat adl semata-mata krn miskin dan tidak mempunyai kemampuan utk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Anggapannya ini kemudian berkembang dgn memandang orang tersebut dgn pandangan rendah dan hina dan sebaliknya menganggap dirinya lbh besar dan lbh agung. Inilah dia penyakit takabur telah muncul. Alquran dan Sunnah telah mengantisipasi masalah ini. Karena itu disuruhnya manusia menampakkan ni’mat yg diberikan Allah kepadanya.
“Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya .” . Sabda Nabi saw “Sesungguhnya Allah itu bagus dan menyukai keindahan.” . Para salaf mengerti betul akan hal ini krn itu mereka sangat antusias menceritakan ni’mat-ni’mat yg diberikan Allah kepada mereka dan mencela orang yg melalaikan hal ini. Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhu berkata “Bila engkau memperoleh kebaikan atau melakukan kebaikan maka ceritakanlah kepada orang yg dapat dipercaya dari antara teman-temanmu.” .
Mengira ni’mat yg diperolehnya akan kekal dan tidak akan lenyap. “Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata ‘Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya. Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku pasti aku akan mendapat tempat kembali yg lbh baik daripada kebun-kebun itu’.” .
Karena mengungguli yg lain dalam memperoleh keutamaan. Adakalanya yg memicu takabur bagi seseorang ialah krn lbh unggul dari pada yg lain dalam keutamaan atau lbh banyak melakukan keutamaan-keutamaan misalnya dalam bidang ilmu dakwah jihad pendidikan dll. Keunggulan semata-mata tidak ada artinya di hadapan Allah kalau tidak disertai dgn keikhlasan dan kejujuran. .
Melupakan akibat buruk takabur.Di antara sebab timbulnya rasa takabbur adl melupakan akan akibat buruknya. Akibat Buruk dari Takabur
Terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan orang yg takabur merasa lbh tinggi dari hamba-hamba Allah yg lain. Maka secara sadar atau tidak sadar ia telah melampaui batas hingga menempati kedudukan Ilahi. Orang seperti ini sudah barang tentu akan terkena sangsi dan sangsi atau hukuman yg pertama ialah terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. ” Dan betapa banyak tanda-tanda di langit dan dibumi yg mereka lewati tetapi mereka berpaling dari padanya.” .
Kegoncangan jiwa. Orang yg takabur dan merasa lbh tinggi dari pada orang lain berkeinginan agar orang lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia sudah barang tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada dasarnya mereka tidak disiapkan utk hal itu. Sebagai akibatnya timbulah kegoncangan dalam jiwanya. “Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yg sempit.” . “Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya Tuhan akan memberinya siksaan yg berat.” .
Selalu dalam keadaan aib dan kekurangan. Hal ini disebabkan orang yg sombong mengira dirinya telah sempurna dalam segala hal maka ia tidak mau intropeksi diri sehingga ia tidak mau menerima nasihat pengarahan dan bimbingan dari orang lain. ” yg benar barangsiapa berbuat dosa dan ia telah meliputi oleh dosanya mereka itulah penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.” .
Terhalang utk masuk surga. Dan Rasullullah saw telah bersabda “Tidak masuk surga orang yg di dalam hatinya terdapat seberat zarrah dari takabbur..” . Cara Mengobati Takabur
Mengingat akibat-akibat dan bahaya yg ditimbulkan oleh takabur baik yg mengenai dirinya sendiri maupun mengenai amal Islami baik yg bersifat duniawi maupun ukhrowi.
Menengok orang sakit meyaksikan orang yg akan meninggal dunia menolong kesusahan mengantarkan janazah dan ziarah kubur.
Tidak berteman dgn orang-orang yg takabur dan sebaliknya bersahabat dgn orang-orang yg tawadhu’ dan ahli ibadah.
Suka duduk-duduk bersama orang lemah orang fakir dan miskin bahkan makan dan minum bersama mereka krn hal ini akan dapat membersihkan jiwa dan mengenbalikannya ke jalan yg lurus.
Suka memikirkan dirinya dan alam semesta bahkan merenungkan semua ni’mat yg diperolehnya sejak yg paling kecil hingga yg paling besar. Siapakah sumber semua itu? Siapakah yg dapat menahan dan menghalanginya? Dengan jalan bagaimanakah seorang hamba berhak mendapatkannya? Bagaimanakah keadaan dirinya seandainya salah satu keni’matan itu dicabut apalagi bila dicabut seluruhnya?
Memeprhatikan riwayat-riwayat orang takabur bagaimana keadaan mereka dan bagaimana akhirnya sejak iblis Namrud Fir’aun Haman Qorun Abu Jahal hingga para thaghut-yhaghut para dictator dan orang-orang yg gemar berbuat dosa pada tiap waktu dan tempat.
Menghadiri majlis-majlis taklim yg diasuh oleh ulama-ulama yg bisa dipercaya dan sadar akan tugas kewajiban dan akan dirinya. Lebih-lebih majlis yg di dalamnya sering diisi dgn peringatan-peringatan dan penyucian jiwa.
Meminta maaf kepada orang yg disombongi dan dihinanya.
Menampakkan ni’mat yg diberikan Allah kepada dirinya dan menceritakannya kepada orang lain.
Selalu mengingat tolak ukur keutamaan dan kemajuan Islam. “Sesungguhnya orang yg paling mulia diantaramu pada pandangan Allah ialah orang yg paling bertakwa.” .
Rajin melakukan ketaatan krn dgn melakukan ketaatan semata-mata mencari ridha Allah ini akan dapat membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dan kehinaan-kehinaan bahkan akan meningkat ke derajat yg lbh tinggi. “Barangsiapa yg melakukan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia beriman maka benar-benar Kami akan memberinya kehidupan yg baik..”.
Melakukan introspeksi utk mengetahui penyakit-penyakit hatinya sampai dapat mengobatinya hingga kelak akan memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan.
Selalu meminta pertolongan kepada Allah SWT krn Dia akan menolong orang yg meminta pertolongan kepada-Nya dan akan mengabulkan doa orang-orang yg sungguh memohon kepada-Nya. “Dan Tuhanmu berfirman ‘Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu sesungguhnya orang-orang yg menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina’.”.
Oleh Imron RosadiDiadaptasi dari Terapi Mental Aktifis Harakah DR. Sayyid Muhammad Nuh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
1 ulasan:
alhamdulillah setelah membaca artikel/blog ini saya sadar bahwa kesombongan adalah sifat yg mustahil untuk dihilangkan semuanya.... tp saya akan berusaha untuk menjauhinya.
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.