26 Ogos, 2010
[hang nadim] Dalang tunjuk perasaan dicabar tampil.....
SERUAN UNTUK SAUDARA SEBANGSA USAH KITA BERSENGKETA KITA SERUMPUN BANGSA MENGAPA HARUS KITA BERGADUH.....TANAMKAN SEMANGAT KEJIRANAN DAN SEAGAMA....DIBULAN RAMADHAN AL MUBARAK......DAN SAMA-SAMA KITA MENYAMBUT AIDIL FITRI SERTA KITA SAMA-SAMA MENCARI SIAPA YANG MENGUPAH/DALANG KUMPULAN BENDERA......ADAKAH DARI MALAYSIA ATAU INDONESIA?????? KAMI SAUDARA DARI MALAYSIA TIDAK PERNAH MENGHINA INDONESIA DAN JUGA TKI YANG BEKERJA DI MALAYSIA.....MALAYSIA TIDAK PERNAH MENGANIAYA RAKYAT INDONESIA KECUALI MELANGGAR UNDANG-UNDANG NEGARA.....JUTAAN RAKYAT INDONESIA BERSAMA MENIKMATI KEKAYAAN MALAYSIA TANPA DI CEMBURUI OLEH RAKYAT MALAYSIA.....BANYAK JUGA HUBUNGAN PERKAHWINAN ANTARA MALAYSIA DENGAN INDONESIA.....SEMOGA ALLAH MENJADIKAN MALAYSIA DAN INDONESIA NEGARA YANG AMAN MAKMOR DAN BAHAGIA ......AMIN.
KUALA LUMPUR 25 Ogos - Sekiranya benar ada dalang di sebalik tunjuk perasaan di Indonesia, saya cabar mereka tampil untuk dedahkan diri di sini.
Amaran keras itu dilafaz Pengerusi Majlis Tertinggi (MT) Silat Lincah Malaysia, Datuk Omardin Mauju kepada individu atau mana-mana pihak yang disifatkannya sebagai perosak negara dengan mendalangi peristiwa 'hitam' di hadapan Kedutaan Malaysia di Indonesia semalam.
Beliau ketika dihubungi di sini hari ini berkata, cabaran itu dilakukan kerana beliau sendiri merasa tercabar melihat Jalur Gemilang dipijak selain sedih mendengar khabar Kedutaan Malaysia yang menjadi jambatan kepada perhubungan dua negara dilempar dengan najis.
"Saya terkejut melihat reaksi rakyat Indonesia ke atas kedutaan kita. Jika benar ada dalang daripada rakyat negara ini dan jika benar dalang itu betul-betul berani, sila dedahkan diri anda," katanya.
Omardin menambah, beliau turut menerima ratusan khidmat pesanan ringkas (SMS) daripada ahli persatuan silat itu mengenai tindakan yang perlu diambil.
"Apa pun, kita tidak akan bertindak melakukan perbuatan seperti penunjuk perasaan itu. Kita di sini lain, sentiasa menggunakan akal dan fikiran yang waras untuk menjaga keharmonian.
"Itu bagaimanapun tidak bermakna kita gentar. Sekiranya negara ini diceroboh, kita sanggup melawan meskipun negara ini kecil. Tidak perlulah gertak kita selalu," katanya.
Beliau dalam pada itu turut menzahirkan rasa kesal di atas apa yang berlaku ketika ini.
"Kita sebagai bangsa serumpun tidak perlulah berbalah begini. Di rumah saya sendiri ada lima orang gaji Indonesia, mereka kita tatang bagai minyak yang penuh," katanya.
PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia mulai mengantisipasi dampak aksi unjuk rasa di Indonesia yang dilakukan di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta serta sejumlah kantor perusahaan asal Negeri Jiran tersebut. Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman, Rabu (25/8/2010) kemarin menyatakan pihaknya akan mengeluarkan travel advisory jika perlu.
"Kami akan memonitor situasi tersebut. Untuk sementara waktu, setelah melihat apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, saya akan sarankan kepada warga Malaysia untuk tidak berkunjung ke Indonesia kecuali ada urusan penting yang harus dilaksanakan," ujarnya seperti dilansir situs web Kantor Berita Bernama. Peringatan tersebut dikeluarkannya setelah aksi demontrasi di Indonesia sampai membakar bendera Malaysia.
Selama beberapa hari terakhir, Kantor Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta memang selalu dikepung pengunjuk rasa. Aksi pengunjuk rasa sampai membakar bendera Malaysia sangat disayangkan Pemerintah Malaysia. Demonstrasi tersebut ditakutkan juga meluas ke sejumlah gedung perusahaan asal Malaysia seperti Bank CIMB Niaga dan Petronas serta kediaman Duta Besar Malaysia.
Bernama melansir, di Malaysia juga beredar kabar bahwa ada organisasi massa yang akan melakukan sweeping terhadap warga negara Malaysia di Jakarta. Jurnalis Malaysia telah diingatkan untuk tidak mendekati para demonstrasn tersebut. Semua mahasiswa asal Malaysia juga disarankan agar tidak melintasi Jalan Diponegoro, Menteng untuk menghindari kemungkinan menjadi target sweeping. Direktur Departemen Mahasiswa Malaysia di Indonesia Dr Junaidy Abu Bakar juga telah menyarankan semua mahasiswa asal Malaysia agar selaku pergi secara berkelompok dan segera melapor jika merasa terancam.
PONTIANAK, KOMPAS.com — Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Kerja Sama Kalimantan Barat melihat ada upaya Malaysia melemahkan ekonomi Indonesia. Tujuannya agar Malaysia tetap bisa menggunakan tenaga kerja asal Indonesia dengan upah murah karena ketiadaan kesempatan kerja di Indonesia.
Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Kerja Sama (BPKPK) Kalimantan Barat Robert Nusanto mengatakan, upaya itu terlihat dari arogansi aparat Malaysia dalam berbagai kasus, termasuk di Kalbar. "Provokasi terakhir jelas terlihat pada kasus penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Di Kalimantan Barat, kasus pembabatan hutan dan penelantaran tenaga kerja bisa menjadi contoh," kata Robert.
Robert mengatakan, provokasi-provokasi itu dilakukan untuk membuat Indonesia sibuk sehingga tidak memiliki waktu memikirkan kemajuan ekonomi. "Kalau ekonomi kita tumbuh, Malaysia terancam karena TKI akan pulang dan bekerja di Indonesia," tutur Robert.
Sebelum menjadi Kepala BPKPK, Robert pernah menjadi Kepala Bidang Tenaga Kerja di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar. "Hampir setiap pekan saya harus mengurus para TKI yang kabur dengan hanya pakaian di badan karena dikejar-kejar polisi Malaysia," kata Robert.
Setelah ditelusuri, para TKI itu masuk ke Malaysia secara ilegal. Walau bekerja ilegal, kedatangan para TKI adalah karena pesanan perusahaan-perusahaan Malaysia. Status ilegal itu akan dipakai sebagai sarana menipu TKI.
Pengusaha hubungi polisi
"Ketika masuk ke Malaysia dan mulai bekerja, gaji mereka dibayar hanya setengah dari yang dijanjikan. Setelah kontrak kerja berakhir, sisa gaji akan dibayarkan hanya untuk ongkos pulang kampung. Namun, satu bulan sebelum masa kontrak kerja berakhir, para pengusaha menghubungi polisi dan menyatakan bahwa di wilayah usahanya ada para TKI ilegal. Ketimbang ditangkap, ya para TKI itu memilih kabur," tutur Robert.
Ironisnya, sejak Pemerintah Indonesia menghentikan sementara penempatan TKI informal sektor domestik ke Malaysia 25 Juni 2009, jumlah TKI ilegal terus meningkat. Ketua Himpunan Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia Yunus M Yamani mengatakan, pemerintah telah gagal menghentikan penempatan TKI ke Malaysia. (AHA/HAM)
APA KATA MEREKA
Kamis, 26 Agustus 2010 | 12:39 WIB
jangan hanya bisa yalahin pemerintah harusnya sebagai rakyat kita juga hrs menyalahin kita sendiri selama ini apa yg telah kita lakukan utk membangun bangsa ini, coba sebagai pekerja jgn terlalu byk protes dan demodan mau melindungin pabrik ditempat kerja dari pemerasan dan pungutan ormas atau aparat pasti byk perusahan yg mau buka pabrik disini maka lapangan pekerjaan akan byk, dgn begitu kita ga perlu bekerja keluar negeri sebagai tki coba lihat dicina mana ada tenaga kerja biasa yg kerja keluar negeri
Balas tanggapan
untuk saat skr kiranya kita harus benar2 menguatkan kembali harga diri bangsa Indonesia. dr mulai memperkuat SDM shg tidak ada lg TKI yg kurang pengetahuan dan keahlian, mempropagandakan pencitraan bhw bekerja di luar negeri dgn tdk mempunyai keahlian akan membuat mereka sengsara. dan jgn lupa pula keberanian dr pihak pemerintah untuk menghukum para perusahaan pengadaan TKI agar mereka tdk mempekerjakan TKI secara ilegal
Kamis, 26 Agustus 2010 | 11:00 WIB
Indonesia, Rumusnya begini : ini ada karena itu, itu muncul karena ada yang ini, akibatnya begini dan ini harus diselesaikan dengan itu. Namun itu nya ga bisa dilakukan, cuma (dan hanya cuma) berpikir "bagaimana si ini ga bersiinggungan dengan si itu"
Kamis, 26 Agustus 2010 | 11:56 WIB
dulu kita kuat sekarang kita lemah, kenapa, pada susah diurus, mau enak sendiri, mau menang sendiri, mau kaya sendiri, dengan korupsi besar-besaran, lapangan kerja susah, mata uang ga ada nilainya daya beli kurang, akhir pada merantau ke malaysia,
Kamis, 26 Agustus 2010 | 11:59 WIB
masak dihina sama negara tetangga diam aja.. udah pada ga punya harga diri orang2 di pemerintahan. pada sibuk memperkaya diri masing2 kali yah?
Balas tanggapan
Kamis, 26 Agustus 2010 | 12:35 WIB
Sabar ya wahai bangsa RI, ya paling tidak kita MENIKMATI DERITA ini sampai 2014...he he ?? LANJUTKAN
Kamis, 26 Agustus 2010 | 12:03 WIB
Potensi pelemahan terbesar terhadap bangsa kita ya ada di bangsa kita sendiri, terutama para pemimpinnya
Kamis, 26 Agustus 2010 | 11:53 WIB
tapi bukannya asset mereka di Indonesia banyak ya?, tenaga kerjanya juga lokal, bukannya lebih baik boikot pemerintah kita yang kerjanya ga bener, hari ini rakyat masih miskin?, apa kemajuannya coba?, cuman nguntungin pejabat-pejabat korup..benahi rumah tangga sendiri, baru boleh kasih contoh rumah tetangga....
Kamis, 26 Agustus 2010 | 08:58 WIB
emang udah ketahuan... kita akan semakin terbelakang dari malaysia, karena negara ini adalah negara koruptor yg notabene aparat2nya memiskinkan rakyatnya.... 65 thn merdeka tetap miskin; korea, jepang, malaysia tertinggal o/ indonesia.... tp sekarang??? tanya rumput yg bergoyang.... hehehe
1 ulasan:
Salam buat semua. I m Malaysian.
Saya benar2 terkejut dgn berita ini.. Sebagai orang malaysia, sudah tentu rasa sedih perkara sebegini terjadi. Kenapa harus kita bersengketa. Bukan kah baik untuk kita sentiasa berhubung mesra..mengeratkan tali silaturahmi. Saya punya ramai teman orang Indonesia. Saya malah senang berlibur ke Indonesia. Udah ke Bali 7 kali. udah ke medan. udah ke Jakarta, Bandung. Tidak malu kalau saya katakan saya udah seperti fall in love dgn Indonesia.. Malahan setiap tahun pasti liburan paling tidak sekali ke Indonesia.. Sekiranya perkara ini terjadi, anda fikir saya akan selamat? Gimana dengan sweeping? Rencana saya mau ke Jkt taun depan, saya bimbang akan gagal.
Mari lah kita manfaatkan bulan mulia ini dgn saling memaafkan....
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.