12 Februari, 2010
[hang nadim] Introduction to Islam.........(Islam Agama Yang Mudah)
The literal meaning of Islam is peace; surrender of one’s will i.e. losing oneself for the sake of God and surrendering one’s own pleasure for the pleasure of God. The message of Islam was revealed to the Holy Prophet Muhammad (peace and blessings on him) 1, 400 years ago. It was revealed through angel Gabriel (on whom be peace) and was thus preserved in the Holy Quran. The Holy Quran carries a Divine guarantee of safeguard from interpolation and it claims that it combines the best features of the earlier scriptures.
The prime message of Islam is the Unity of God, that the Creator of the world is One and He alone is worthy of worship and that Muhammad (peace and blessings on him) is His Messenger and Servant. The follower of this belief is thus a Muslim - a Muslim’s other beliefs are: God’s angels, previously revealed Books of God, all the prophets, from Adam to Jesus (peace be on them both), the Day of Judgement and indeed the Decree of God. A Muslim has five main duties to perform, namely; bearing witness to the Unity of God and Muhammad (peace and blessings on him) as His Messenger, observing the prescribed prayer, payment of Zakat, keeping the fasts of Ramadhan and performing the pilgrimage to Mecca.
Islam believes that each person is born pure. The Holy Quran tells us that God has given human beings a choice between good and evil and to seek God’s pleasure through faith, prayer and charity. Islam believes that God created mankind in His image and by imbuing the attributes of God on a human level mankind can attain His nearness. Islam’s main message is to worship God and to treat all God’s creation with kindness and compassion. Rights of parents in old age, orphans and the needy are clearly stated. Women’s rights were safeguarded 1,400 years ago when the rest of the world was in total darkness about emancipation. Islamic teachings encompass every imaginable situation and its rules and principles are truly universal and have stood the test of time.
In Islam virtue does not connote forsaking the bounties of nature that are lawful. On the contrary one is encouraged to lead a healthy, active life with the qualities of kindness, chastity, honesty, mercy, courage patience and politeness. In short, Islam has a perfect and complete code for the guidance of individuals and communities alike. As the entire message of Islam is derived from the Holy Quran and indeed the Sunnah and Hadith (the traditions and practices of the Holy Prophet, peace and blessings on him) it is immutable in the face of change in time and place. It may appear rigid to the casual eye, in actual fact it is most certainly an adaptable way of life regardless of human changes.
Islam teaches that the path to spiritual development is open to all. Any individual who searches the One Creator can seek nearness to God through sincere and earnest worship; it is central to establishing a relationship with the Almighty. This positive message for humanity fills hearts with hope and courage.
Islam Agama Yang Mudah
Ditulis oleh Ustadz Abdullah Hakam Shah, Lc
“Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seorang pengajar yang memudahkan.” (HR. Muslim, dari ‘Aisyah ra.)
Islam mempunyai karakter sebagai agama yang penuh kemudahan seperti telah ditegaskan langsung oleh Allah Swt. dalam firmanNya:
وماجعل عليكم في الدين من حرج
“…dan Dia tidak menjadikan kesukaran dalam agama atas diri kalian.”
Sementara dalam sebuah haditsnya, Nabi Saw. pun bersabda:
إن الله لم يبعثني معنتا ولامتعنتا ولكن بعثني معلما ميسرا
“Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seorang pengajar yang memudahkan.” (HR. Muslim, dari ‘Aisyah ra.)
Visi Islam sebagai agama yang mudah dalam setiap syari’atnya. Sampai-sampai, Imam Ibn Qayyim menyatakan, “Hakikat ajaran Islam semuanya mengandung rahmah dan hikmah. Kalau ada yang keluar dari makna rahmah menjadi kekerasan, atau keluar dari makna hikmah menjadi kesia-siaan, berarti itu bukan termasuk ajaran Islam. Kalaupun dimasukkan oleh sebagian orang, maka itu adalah kesalahan"
Ada beberapa prinsip yang secara kuat mencerminkan betapa Islam merupakan agama yang mudah. Yaitu di antaranya:
Pertama, menjalankan syari’at Islam boleh secara bertahap. Dalam hal ini, seorang muslim tidak serta-merta diharuskan menjalankan kewajiban agama dan amalan-amalan sunnah secara serentak. Ada tahapan yang mesti dilalui: mulanya kita hanya diperintahkan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok agama. Setelah yang pokok-pokok berhasil dilakukan dengan baik dan rapi, kalau punya kekuatan dan kesempatan, maka dianjurkan untuk menambah dengan amalan-amalan sunnah.
Izin untuk mengamalkan syari’at Islam secara bertahap ini telah dicontohkan oleh RasululLah Saw. sendiri. Suatu hari, seorang Arab Badui yang belum lama masuk Islam datang kepada RasululLah Saw. Ia dengan terus-terang meminta izin untuk sementara menjalankan kewajiban-kewajiban Islam yang pokok saja, tidak lebih dan tidak kurang. Beberapa Sahabat Nabi menunjukkan kekurang-senanganny a karena menilai si Badui enggan mengamalkan yang sunnah. Tapi dengan tersenyum, Nabi Saw. mengiyakan permintaan orang Badui tersebut. Bahkan beliau bersabda: “Dia akan masuk surga kalau memang benar apa yang dikatakannya.”
Kedua, adanya anjuran untuk memanfaatkan aspek rukhshah (keringanan dalam praktik beragama). Aspek Rukhshah ini terdapat dalam semua praktik ibadah, khususnya bagi mereka yang lemah kondisi tubuhnya atau berada dalam situasi yang tidak leluasa. Bagi yang tidak kuat shalat berdiri, dianjurkan untuk shalat sambil duduk. Dan bagi yang tidak kuat sambil duduk, dianjurkan untuk shalat berbaring. Begitu pula, bagi yang tidak kuat berpuasa karena berada dalam perjalanan, maka diajurkan untuk berbuka dan mengganti puasanya di hari-hari yang lain.
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah Swt. berfirman:
إن الله يحب أن تؤتي رخصه كما يكره أن تؤتي معصيته
“Sesungguhnya Allah suka kalau keringanan-keringan anNya dimanfaatkan, sebagaimana Dia benci kalau kemaksiatan terhadap perintah-perintahNy a dilakukan.” (HR. Ahmad, dari Ibn ‘Umar ra.)
Dalam sebuah perjalanan jauh, RasululLah Saw. pernah melihat seorang Sahabatnya nampak lesu, lemah, dan kepenatan. Beliau langsung bertanya apa sebabnya. Para Sahabat yang lain menjawab bahwa orang itu sedang berpuasa. Maka RasululLah Saw. langsung menegaskan: “Bukanlah termasuk kebajikan untuk berpuasa di dalam perjalanan (yang jauh).” (HR. Ibn Hibbân, dari Jâbir bin ‘AbdilLâh ra.)
Ketiga, Islam tidak mendukung praktik beragama yang menyulitkan. Disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika sedang menjalankan ibadah haji, RasululLâh Saw. memperhatikan ada Sahabat beliau yang terlihat sangat penat, lemah dan menderita. Maka beliau pun bertanya apa sebabnya. Ternyata, menurut cerita para sahabat yang lain, orang tersebut bernazar akan naik haji dengan berjalan kaki dari Madinah ke Mekkah. Maka RasululLâh Saw. langsung memberitahukan, “Sesunguhnya Allah tidak memerlukan tindakan penyiksaan diri sendiri, seperti yang dilakukan oleh orang itu.” (HR. Bukhâri dan Muslim, dari Anas ra.)
Demikianlah, Islam sebagai agama yang rahmatan lil’ ‘alamin secara kuat mencerminkan aspek hikmah dan kemudahan dalam ajaran-ajarannya. Dan kita sebagai kaum muslimin, telah dipilih oleh Allah Swt. untuk menikmati kemudahan-kemudahan tersebut. Diceritakan oleh ‘Aisyah ra. bahwa RasululLâh Saw. sendiri dalam kesehariaannya, ketika harus menentukan antara dua hal, beliau selalu memilih salah satunya yang lebih mudah, selama tidak termasuk dalam dosa. (HR. Bukhâri dan Muslim)
Akan tetapi, kemudahan dalam Islam bukan berarti media untuk meremehkan dan melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan. Rukhshah tidak untuk dijadikan apologi, keringanan-keringan an dari Allah bagi kita jangan sampai membuat kita justru menjadi jauh dariNya. Islam sebagai agama yang mudah merupakan manifestasi nyata bahwa ajaran Islam bukanlah sekumpulan larangan yang menyusahkan, melainkan ajaran yang penuh kasih-sayang. Sehingga dengan demikian, ketika kita menjalankan ajaran-ajaran Islam, motivasinya bukan karena kita takut kepada Allah Swt., tapi lebih karena kita rindu dan ingin lebih dekat denganNya. Bukan karena kita ngeri akan nerakaNya, namun lebih karena kita ingin bersimpuh di haribaanNya di dalam surga yang abadi.
Rujukan : http://www.pesantre nvirtual. com/index. php/hikmah/ 1050-islam- agama-yang- mudah
Ibnu Hasyim
CATATAN SANTAI:
BEGITULAH hebatnya Al-Quran.. memberi nikmat kepada manusia. Telah saya paparkan kisah seorang Jenderal dan Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte, kerana membaca Al-Quran beliau memilih Islam dan begitu juga dengan kisah seorang wanita Jepun yang kini sedang berada di Malaysia. Kali ini kita lihat pula bagaimana Al-Quran mampu mengubah seorang superstar menjadi superpendakwah.
Beliau adalah Yusuf Islam yang kini terkenal sebagai pendakwah bukan sahaja di Britain malah di seluruh dunia.
“Saya lahir dari sebuah rumah tangga Nasrani yang berpandangan materialis. Saya tumbuh besar seperti mereka. Setelah dewasa, muncul kekaguman saya melihat para artis yang saya saksikan melalui berbagai media massa, sampai saya mengganggap mereka sebagai dewa tertinggi. Lantas saya pun bertekad mengikuti pengalaman mereka. Dan benar, ternyata saya menjadi salah seorang bintang pop terkenal. Pada masa itu saya rasa diri saya lebih besar dari alam ini dan seolah-olah usia saya lebih panjang dari kehidupan dunia dan seolah-olah sayalah orang pertama yang dapat merasakan kehidupan seperti itu.� Kata beliau.
Pada tahun 1970an dulu beliau mendapat julukan ‘superstar’ dengan nama Cat Stevens. Apa menyebabkan beliau berubah? Seperti yang diakuinya sendiri dalam satu wawancara dengan sebuah majalah, beliau mengambil keputusan memeluk agama Islam setelah mengalami dua peristiwa yang begitu berkesan di hatinya di mana akhirnya telah merubah keseluruhan kehidupannya.
Pertama.. Menurut Yusuf Islam, ketika beliau berusia 19 tahun di mana namanya ketika itu sedang popular sebagai penyanyi pujaan ramai, dia terlibat dengan ketagihan arak dan rokok sehingga menyebabkan mengidap penyakit batuk kering.
“Pada saat itulah saya mempunyai kesempatan untuk merenung… hingga saya temui di mana diri saya hanya sepotong jasad dan apa yang selama ini saya lakukan hanya untuk memenuhi keperluan jasad. Saya menilai bahawa sakit yang saya deritai merupakan cobaan Ilahi dan kesempatan untuk membuka mata saya. Mengapa saya berada disini? Apa yang saya lakukan dalam kehidupan ini?� Jelas beliau.
Setelah sembuh, “..lantas saya membuat beberapa kesimpulan yang intinya bahawa manusia terdiri dari ruh dan jasad. Alam ini pasti mempunyai Ilah. Selanjutnya saya kembali ke gelanggang music, namun dengan gaya musik yang berbeda. Saya cipta lagu-lagu berisikan cara mengenal Allah. Ide ini malah membuat diri saya semakin terkenal dan keuntungan pun semakin banyak. Saya terus mencari kebenaran dengan ikhlas tetapi tetap berada di dalam lingkungan para artis.�
Kedua: Pada suatu hari semasa beliau berada di Los Angeles, Yusuf Islam hampir mati lemas, di laut. Ketika itu dia berdoa jika Tuhan menyelamatnya dari bencana itu, maka beliau berjanji akan berkerja untuk Tuhan. Dalam sekelip mata ombak datang lalu menolaknya ke pantai. Kisah yang sama pernah berlaku kepada Ikramah bin Abu Jahal, semasa zaman permulaan kebangkitan Islam di Mekah dulu. Apabila kapal yang ditumpangnya hampir karam lalu dia pun berdoa, jikalau selamat dari bencana itu dia akan memeluk Islam. Kisah yang hampir sama.
“Selepas peristiwa itu barulah saya yakin bahawa Tuhan itu ada..� kata Yusuf Islam.
Menurutnya lagi, untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dia mempelajari pelbagai agama seperti Buddha, Hindu dan Kristian namun tidak ada yang memuas serta meyakinkan hatinya.“Pada suatu hari kawan saya yang beragama Nasrani pergi melawat ke masjidil Aqsha. Ketika kembali, ia menceritakan kepada saya ada suatu keanehan yang ia rasakan di saat melawat masjid tersebut. Ia dapat merasakan adanya kehidupan ruhani dan ketenangan jiwa di dalamnya. Hal ini berbeda dengan gereja, walau dipadati orang ramai, namun ia merasa hampa di dalamnya.�
“…Pada suatu hari saya yang sedang mencari haluan hidup ketika itu saya dihadiahkan oleh abang saya David sebuah terjemahan kitab suci Al-Quran..� kata beliau. “..pada mulanya tujuan membaca Al-Quran sekadar hendak mencari kelemahannya seperti yang pernah dilakukannya terhadap agama lain.�
Katanya, apabila dia membuka kitab suci itu surah pertama yang dibacanya ialah surah Yusuf. “Hati saya berbisik apa yang saya baca ialah sebuah kisah yang indah. Semakin lama membacanya semakin mengasyikkan sehingga saya mengalirkan airmata. Saat itu saya yakin Al-Quran bukan ciptaan manusia tetapi adalah wahyu Allah. Inilah cahaya yang saya cari selama ini. Hati saya berasa aman lalu menerima Islam.�
Kata beliau lagi, “Pada hari Jumaat, saya bertekad untuk menyatukan akal dan pikiran saya yang baru tersebut dengan segala perbuatan. Saya perlu menentukan tujuan hidup. Lantas saya melangkah menuju masjid dan mengumumkan pengislaman saya.. Saya mencapai puncak ketenangan di saat saya mengetahui bahawa saya dapat bermunajat langsung dengan Rabb melalui ibadah sholat. Berbeda dengan agama-agama lain yang perlu melalui perantara.�
Demikianlah Yusuf Islam memeluk agama Islam. Setelah masuk Islam beliau tidak hanya duduk di tempat ibadah menyembah Allah yang telah menguasai hatinya dengan kecintaan, namun beliau terus melakukan aktiviti untuk maslahat agama ini. Saya (Ibnu Hasyim) teringat, selepas beliau masuk Islam, beliau datang ke Malaysia. Antara ucapannya yang masih lekat dalam ingatan saya ialah…
“Semasa saya (Yusuf Islam) mula mencari kebenaran, setiap album lagu-lagu ketuhanan saya, saya letakkan tulisan-tulisan dan madah Al-Quran dengan tujuan ikhlas memperkenalkan kebenaran. Tetapi saya mendapat tentangan dari banyak pertubuhan-pertubuh an di negara-negara umat Islam. Antaranya ialah dari ABIM Malaysia… Hati saya tertanya-tanya, mengapa? Tetapi sekarang, bila saya masuk Islam barulah saya tahu sebabnya, yang saya tidak faham waktu itu. Itulah antara sebabnya mengapa saya datang berceramah disini!�
Beliau turut ikutserta di dalam berbagai lembaga dan yayasan Islam yang bergerak di bidang dakwah dan sosial. Semoga Allah memberinya ganjaran yang baik atas sumbangsih yang telah beliau berikan kepada kita, agama Islam dan kaum Muslimin.
()"" ' )
( ,'o' )") Al Nakhai’i
(,,)(")(") "
Mengenali seseorang itu kadangkala membuatkan kita ketawa. Mengenali seseorang itu juga kadangkala membuatkan kita mengalir airmata. Sesungguhnya, mengenali seseorang itu mampu memberi kita sejuta rasa... marah, sedih, gembira, sayang dan rindu. Tapi sedahkah kita? Mengenali seseorang itu sebenarnya adalah satu ANUGERAH... Biarpun hadirnya hanya seketika dan sekadar teman sementara... Bersyukurlah dengan kehadirannya kerana barangkali, melaluinya kita mengerti apa itu erti PERSAHABATAN. ..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.