Pages

Subscribe:

19 Julai, 2011

[hang nadim]Agong lakukan lawatan rasmi dua hari ke Korea Selatan.....






















Tuanku Mizan Zainal Abidin diiringi Park Suk Kwan, memeriksa kawalan kehormat tentera sebaik sahaja tiba di Pangkalan Udara Seoul, semalam. - BERNAMA
SEOUL 19 Julai - Yang di-Pertuan Agong, Tuanku Mizan Zainal Abidin dan Raja Permaisuri Agong, Tuanku Nur Zahirah tiba di sini, petang ini, bagi melakukan lawatan rasmi selama dua hari ke Korea Selatan.

Pesawat khas yang membawa pasangan diraja itu dan rombongan tiba di Pangkalan Udara Seoul pada 5.35 petang waktu tempatan (4.35 petang waktu Malaysia).

Keberangkatan tiba Seri Paduka berdua disambut oleh Timbalan Menteri Luar dan Perdagangan Korea Selatan, Park Suk Hwan, Duta Besar Malaysia ke Korea Selatan, Datuk Ramlan Ibrahim dan Ketua Pegawai Protokol Korea Selatan, Taeyong Cho.

Seri Paduka berdua diiringi oleh anakanda baginda, Tengku Muhammad Mua'az dan Tengku Fatimatuz Zahra serta Menteri Perdagangan Antarabangsa dan Industri, Datuk Mustapa Mohamed selaku Menteri Pengiring.

Sebanyak 21 das tembakan meriam dilepaskan diikuti dengan nyanyian lagu Negaraku dan Tuanku Mizan kemudian berkenan memeriksa kawalan kehormat tentera Korea yang terdiri daripada pelbagai cabang pasukan itu.

Ini merupakan lawatan negara pertama Seri Paduka ke Korea Selatan bagi membalas lawatan Presiden Lee Myung-bak pada Disember tahun lepas.

Pasangan diraja itu kemudian berangkat ke Hotel Lotte dan dijadual untuk menerima menghadap Presiden Persekutuan Muslim Korea, Abdul Rahim Shin Man Jong, Timbalan Setiausaha Agung Persekutuan Muslim Korea, Ahmad Cho Min Haeng serta Imam Besar Masjid Pusat Seoul, Abdurrahman (Lee Ju Hwa) untuk majlis sumbangan wang dan al-Quran pada malam ini.

Pada malam ini juga, Seri Paduka berdua dijadual berangkat menghadiri majlis makan malam bersama kira-kira 100 rakyat dan penuntut Malaysia yang tinggal di Seoul. - BERNAMA




Korea Selatan
Republik Korea (bahasa Korea: Daehan Minguk (Hangul: 대한민국; Hanja: 大韓民國); bahasa Inggris: Republic of Korea/ROK) biasanya dikenal sebagai Korea Selatan, adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di seberang Laut Jepang (disebut "Laut Timur" oleh orang-orang Korea) dan Selat Korea berada di bagian tenggara.[2] Negara ini dikenal dengan nama Hanguk (한국; 韓國).[3] oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosŏn (남조선; 南朝鮮; "Chosŏn Selatan") di Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul (서울).

Penemuan arkeologis menunjukkan bahwa Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa Paleolitik Awal.[4][5] Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. oleh Dan-gun. Setelah unifikasi Tiga Kerajaan Korea dibawah Silla pada 668 M, Korea menjadi satu dibawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han Raya pada 1910 karena dianeksasi oleh Jepang. Setelah liberalisasi dan pendudukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II, Wilayah Korea akhirnya dibagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Sejarah

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Korea
Korea dimulai dengan pembentukan Joseon (atau lebih sering disebut dengan Gojoseon untuk menhindari persamaan nama dengan Dinasti Joseon pada abad ke 14) pada 2333 SM oleh Dangun.[6] Gojoseon berkembang hingga bagian utara Korea dan Manchuria. Setelah beberapa kali berperang dengan Dinasti Han Gojoseon mulai berdisintegrasi.

Peta Tiga Kerajaan Korea pada akhir abad ke-5
Dinasti Buyeo, Okjeo, Dongye dan konfederasi Samhan menduduki Semenanjung Korea dan Manchuria Selatan.[7] Goguryeo, Baekje, and Silla berkembang mengatur Tanjung Korea yang dikenal dengan Tiga Kerajaan Korea. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae. Hubungan antara Korea dan China berjalan dengan baik pada masa Dinasti Silla. Kerajaan ini runtuh akibat adanya kerusuhan dan konflik yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, Kerajaan Silla jatuh dan menyerah kepada dinasti Goryeo pada tahun 935.[8]

Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea.[8] Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan[9] dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang hyun, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Tahun 993 sampai 1019 suku Khitan dari Dinasti Liao meyerbu Goryeo, tapi berhasil dipukul mundur. Kemudian di tahun 1238, Goryeo kembali diserbu pasukan Mongol dan setelah mengalami perang hampir 30 tahun, dua pihak akhirnya melakukan perjanjian damai.[10]

Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan abjad Hangeul.[11] Antara 1592-1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Admiral Yi Sun-shin.[12] Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali menderita serangan dari (Dinasti Qing).

Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895, Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-mata Jepang.[13] Pada tahun 1905, Jepang memaksa Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang dan pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea.[14] Perjuangan rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan kemerdekaan Korea yang dilakukan Pemerintahan Provisional Republik Korea lebih banyak aktif di luar Korea seperti di Manchuria, Cina dan Siberia.

Dengan menyerahnya Jepang di tahun 1945,[15] PBB membuat rencana administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk: Korea demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Pada 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan yang dikenal dengan nama Perang Korea.[16]

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.