08 November, 2011
MACAM-MACAM SYIRIK.....
Penyusun Ulang: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih
Saudariku, setelah di edisi kemarin kita dapat mengetahui hakikat kesyirikan maka kini kami ingin menjelaskan mengenai macam-macam syirik. Syirik tidak hanya menyembah berhala, menyembah selain-Nya namun riya’ juga merupakan syirik. Dengan demikian marilah saudariku kita simak penjelasan di bawah ini.
Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.
1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala
a. Syirik di dalam Rububiyyah
Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.
b. Syirik di dalam Uluhiyyah
Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.
c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat
Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.
2. Syirik Menurut Kadarnya
a. Syirik Akbar (besar)
Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
- Syirik dalam berdoa
Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.
- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud
Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.
- Syirik dalam keta’atan
Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.
- Syirik dalam kecintaan
Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.
b. Syirik Ashghar (kecil)
Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.
c. Syirik Khafi (tersembunyi)
Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.
3. Syirik Menurut Letak Terjadinya
a. Syirik I’tiqodi
Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.
b. Syirik Amali
Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.
c. Syirik Lafzhi
Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.
Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di manapun dan kapan pun jua. Wallohu a’lam bishowab.
Maraji’:
Penjelasan Al-Qaul Al-Mufid fii Adillati At-Tauhid (terj)
http://muslimah.or.id/aqidah/macam-macam-syirik.html
Firman Allah yang bermaksud, Nabi Isa a.s. berkata, Wahai Bani Israil, sembahlah kamu akan Allah, Tuhan-ku dan tuhan kamu. Sesungguhnya sesiapa yang menyengutukan Allah dengan sesuatu yang lain maka Allah haramkan ke atasnya syurga dan tempat menetapnya di dalam neraka dan tiadalah bagi orang-orang yang zalim itu penolong. (Surah al-Maidah: 72)
Zalim paling besar adalah mensyirikkan Allah dengan sesuatu. Allah Taala tidak mengampunkan dosa orang yang syirik dengan-Nya.
Firman Allah yang bermaksud, Sesungguhnya Allah tidak mengampunkan dosa orang yang syirik dengan-Nya. Dan Dia mengampun dosa yang lain dari itu. (Surah an-Nisa: 116)
Orang yang membunuh manusia dan berzina beribu kali, jika benar-benar bertaubat nescaya Allah akan mengampunkan dosanya. Begitu juga pemakan riba dengan jumlah berjuta-juta ringgit, jika benar-benar bertaubat diampunkan dosanya. Begitu juga dengan dosa-dosa yang lain melainkan dosa orang yang syirik dengan Allah SWT.
Jauhi jampi berunsur syirik
Posted 17 November 2009 by darululumonline in Sembang Hukum. 1 Komen
Jampi atau dalam bahasa Arab ruqyah merujuk bacaan tertentu untuk sesuatu tujuan, biasanya rawatan
Ia terbahagi kepada dua jenis sama ada yang dibenar syarak atau yang dilarang. Bagi Muslim, tidak diragui kaedah rawatan bersumberkan al-Quran dan apa yang dianjurkan Nabi SAW suatu yang terbaik untuk menjadi penawar sempurna.
Ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surah al-Israk ayat ke-82 bermaksud: “Dan Kami turunkan dengan beransur-ansur daripada al-Quran ayat suci yang menjadi ubat penawar dan rahmat bagi orang beriman kepadanya; dan (sebaliknya) al-Quran tidak menambahkan orang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua.”
Menurut Ibn Kathir dalam tafsirnya, ayat ini merujuk al-Quran yang secara keseluruhannya bertindak sebagai ubat penyembuh terhadap orang beriman.
Menurut Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad, kajian ayat al-Quran menunjukkan kepada kita secara prinsipnya Islam mengajar tatacara kehidupan yang sihat dan jauh daripada penyakit. Ayat suci al-Quran secara dasarnya menganjurkan kepada penjagaan tiga perkara iaitu:
Menjaga kesihatan.
Memelihara diri daripada perkara yang memudaratkan kesihatan.
Merawat diri daripada penyakit. Demikian juga pengubatan dengan ruqya syar’iyyah (jampi disyariatkan) yang berpandukan kepada hadis sahih yang diamalkan Nabi SAW ialah ubat yang mujarab. Apabila ayat dan doa yang diajarkan Nabi SAW menepati adab dan syarat yang ditunjukkan Islam, ia memberikan kesan maksimum. Nabi SAW bersabda dalam hadis sahih maksudnya: “Tiada yang dapat mencegah takdir kecuali doa dan tiada yang dapat memberikan tambahan pada umur melainkan kebaikan.” (Riwayat Ahmad, al-Tirmizi dan Ibn Majah)Namun, kita harus memahami apa juga yang diamalkan sama ada bacaan ayat al-Quran, zikir atau doa tidak memberi kesan yang diharapkan jika ada kesilapan pada salah satu pihak.
Dalam perkataan lain, keberkesanan hanya berlaku apabila kedua-dua pihak iaitu orang yang merawat dan pesakit memenuhi syarat iaitu kekuatan diri dan keteguhan iman kepada Allah SWT.
Dia juga mesti mempunyai keyakinan penuh terhadap kedudukan al-Quran sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang beriman.
Seterusnya seseorang yang inginkan tindak balas cepat mesti menjadikan al-Quran amalan.
Apabila kerap membaca al-Quran, kesannya berlaku dalam masa yang singkat. Benarlah perumpamaan yang dikemukakan Ibnul Jawzi dalam Talbis Iblis bahawa seseorang yang sentiasa beriltizam dengan al-Quran, maka al-Quran akan berkesan dalam menangani masalahnya seperti pemburu yang rajin berlatih menggunakan senjata. Senjata yang membantunya mempertahankan diri, demikian halnya al-Quran yang saban hari dibaca memberikan ketahanan daripada gangguan musuh.
Ibnu Tien pula memberikan penambahan dengan menjelaskan jika al-Quran dibacakan orang salih, izin Allah SWT untuk kesembuhan akan berlaku. Ibn Hajar dalam Fathul Bari menyatakan bahawa ulama sepakat membenarkan ruqyah ataupun jampi jika ia memenuhi syarat berikut:
Jampi yang menggunakan firman Allah atau nama-Nya ataupun hadis Nabi SAW.
Ia perlu diungkapkan dengan bahasa yang difahami.
Hendaklah diyakini dengan sepenuhnya bahawa Allah SWT yang memberikan kesembuhan, bukan jampi itu.Jadi berpandukan syarat ini, tertolaklah jampi mantera yang dibacakan bomoh atau dukun serta pawang jika beliau menggunakan rangkap ayat yang kurang jelas ataupun menjurus kepada perkara syirik yang ditegah Islam.
Berkaitan dengan soalan anda, jelas kepada kita perbuatan menjampi itu membawa kepada syirik atau tidak adalah bergantung kepada iktikad orang yang mengucapkannya.
Ini disebabkan syirik bermaksud sesuatu yang dilakukan yang membawa menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu.
Apabila seseorang itu mengucapkan sesuatu dengan keyakinan dalam hatinya sesuatu itu mampu memberikan manfaat ataupun mudarat, maknanya dia sudah melakukan sesuatu perbuatan syirik kepada Allah SWT.
Doa:
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan Engkau dari menyekutukan Engkau dengan sesuatu apa jua pun yang kami tahu sendiri dan kami memohon ampun daripada Engkau apa yang kami tidak ketahui.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.